• +62 853-8613-8690
  • info@sekolahsungai.net
  • Muang Ilir, Samarinda
Tentang Kami

Tentang Kami

Sekolah Sungai Karang Mumus terletak di desa muang, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda Berada pada koordinat 0,24,13,653 S dan 117,10,51,710 E. Berjarak lebih kurang 15 km dari ibukota kecamatan, atau sekitar 50 km dari kota Samarinda. Di daerah ini bermukim lebih kurang 150 keluarga yang mata pencarian utamanya adalah sebagai petani, PNS, wiraswasta dan lain-lain. Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM). Didirikan pada tahun 2016 dengan dorongan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim, dengan diketuai oleh bapak Misman.

Komunitas ini pada awalnya mengumpulkan sampah yang mengapung di sungai setiap sore di Jembatan Gelatik dan Jembatan Kehewanan. Dukungan pun mulai mengalir. Beberapa kelompok masyarakat ikut memungut sampah di sungai. Ada pekerja seni, budayawan, pelajar, hingga mahasiswa. Sejumlah peneliti dari perguruan tinggi Kaltim dan luar daerah sering datang. Mereka mengadakan riset di delapan kawasan zona ekologi yang dikelola GMSS-SKM. Setidaknya, sudah 40 penelitian dari berbagai disiplin ilmu di komunitas tersebut.

GMSS-SKM memiliki satu pangkalan pungut di Jalan Jalan Abdul Mutalib, Samarinda Kota. Ada pula tempat edukasi bernama Sekolah Sungai Karang Mumus di Jalan Muang Ilir, Samarinda Utara. Selain melawan pencemaran dengan memungut sampah, GMSS-SKM mengupayakan restorasi lingkungan. GMSS-SKM menanam 10 ribu pohon yang terdiri dari 61 spesies. Jenis pohon yang ditanam ada dua macam. Pertama, pohon buah produktif seperti nangka, jambu agung, sirsak, dan anona. Kedua, pohon endemik sungai seperti bungur, kademba, rengas, punai, dan putat.

Pada 2016, Wali Kota Samarinda memberinya penghargaan penggiat lingkungan yang literat. Pada 2018, Gubernur Kaltim menggelarinya sebagai pemerhati lingkungan Kaltim. Terbaru, pada Juni 2021, dinobatkan sebagai penerima kalpataru dalam kategori perintis lingkungan. Kalpataru adalah satu dari antara penghargaan tertinggi bagi perorangan atau kelompok atas jasa melestarikan lingkungan hidup.

Sungai Karang Mumus sekarang ini dalam kondisi sungai kian mengenaskan, dua penyebabnya.

  1. Aspek pertama adalah kerusakan lingkungan yang meliputi perubahan topografi sungai.
  2. Aspek kedua ialah pencemaran limbah bahan beracun berbahaya.

Kedua hal tersebut berkaitan. Kerusakan lingkungan adalah hulu masalah, pencemaran sungai adalah hilirnya.

Solusinya sebenarnya sederhana adalah pandangan masyarakat dan pemangku kebijakan mengenai sungai harus berubah. Sungai tidak berfungsi sebagai tempat aliran air semata. Upaya restorasi lingkungan harus diprioritaskan.

Pertengahan tahun 2017, Ketua Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSSSKM) Samarinda, GMSSSKM membuka sekolah sungai di Muang Ilir, Lempake, Samarinda Utara.

Sekolah Sungai Karanga Mumus mulai berjalan lancar setelah 8 bulan sejak dibentuk atau didirikan. Saat ini sekolah sungai berkembang secara positif dan telah merangkul dan mengedukasi ribuan siswa dan mahasiswa untuk mau memahami arti pentingnya sungai dan memelihara, serta menjaga sungai.  Kini sekolah sungai tumbuh kembang, selain tempat belajar akan sungai, juga ada kegiatan ecobrick, ada kegiatan penyemaian benih pohon yang akan ditanam di bantaran sungai.

Selain belajar bagaimana mengembangbiakan, menyiapkan media tanam, membuat pupuk, peserta juga bisa ikut merestorasi sungai dengan menanam pohon yang telah siap tanam untuk mengembalikan riparian sungai.